Selasa, 21 Juli 2020

Kenali Makna 5 Motif Penting Batik Keraton, dari Ceplokan sampai Semen

Selamat Hari Batik Nasional! Masuk satu dasawarsa pernyataan batik untuk warisan budaya dunia tidak benda oleh UNESCO, sejauh apakah yang Anda ketahui mengenai motif-motif batik legendaris?

Dalam buku Narasi Batik karya Iwet Ramadhan, motif pada batik tetap memiliki kandungan narasi yang ingin dikatakan si pembatik. Narasi itu juga yang seharusnya di turunkan dari generasi ke generasi supaya tiap anak negeri masih mempunyai ciri-ciri ditengah-tengah arus globalisasi.

Ada dua norma keutamaan fundamen yang terdapat dalam tiap motif batik. Pertama, sepi ing pamrih yang bermakna mengendalikan diri serta tidak mengutamakan diri kita. Ke-2, ramai ing gawe yang berarti ketentuan-ketentuan yang berlaku di warga berkaitan pangkat serta posisi dari masyarakat sendiri.

Dalam buku itu, kira-kira 3.000 motif batik seragam batik yang terbentuk di negeri ini. Spesial untuk batik keraton atau batik pedalaman, motif yang terbentuk jadi legenda serta kaya narasi.



1. Motif Ceplokan

Motif ceplokan umumnya terbagi dalam motif-motif geometris, seperti lingkaran, kotak persegi empat, bujur sangkar, serta bintang. Motif-motif geometris itu kadang digabungkan dengan motif yang lain, seperti bunga serta gerdo atau garuda.

Jika dimisalkan dengan kehidupan manusia, motif ini sebuah keinginan supaya sang pengguna bisa jalani hidup secara teratur. Motif ceplokan adalah deskripsi dari suratan takdir manusia. Kedisiplinannya memvisualisasikan jika hidup di dunia ini telah ada ketentuan serta garisnya.

Pada jaman dulu, batik motif ceplokan umumnya dipakai oleh aparat pemerintahan. Keinginannya, mereka yang dipercayai melakukan pekerjaan akan kerja secara benar, jujur, serta memprioritaskan rakyatnya.

Banyak macam motif ceplokan, tapi salah satunya yang seringkali didapati ialah ceplok kawung. Konon, motif ini termasuk juga untuk salah satunya motif paling tua yang sempat ada. Motif batik itu dapat disebutkan satu lambang kesempurnaan. Kosong adalah lambang kenetralan jiwa, pemikiran, serta tingkat pengaturan diri paling tinggi.

2. Motif Tambal
Iwet menyebutkan motif itu untuk motif magic. Kain motif tambal biasa digunakan waktu seorang ibu melahirkan bayinya. Saat proses persalinan usai, ayah harus membersihkan kain batik itu sampai bersih serta disimpan kembali lagi secara baik.

Motif batik tambal itu dipercayai mempunyai dampak mengobati serta melakukan perbaikan suatu hal yang rusak. Motif batik itu adalah penggambaran tanggung jawab serta pengorbanan orang-tua.

Dalam budaya Jawa, tanggung jawab orang-tua, khususnya ayah, baru usai saat anaknya menikah. Semasa sang anak belum menikah, semua tanggung jawab masih ada di bahu ke-2 orang-tua, khususnya si ayah.

Salah satunya motif tambal yang terkenal ialah motif batik tambal sekar jagad. Motif itu cuma dipakai oleh beberapa orang yang arif karena motif itu adalah lambang dari kebijakan.

3. Motif Parang
Ke-2 motif itu yang seringkali serta termudah didapati. Konon, motif itu dibuat oleh Sultan Agung dari Mataram saat bermeditasi di pantai selatan Jawa. Dia di inspirasi kemampuan ombak yang merusak karang untuk bikin motif parang.

Motif parang ialah motif geometris yang tempatnya digambar dengan cara diagonal. Motif ini terbagi dalam dua sisi, gareng (lengkungan dan mlinjon (bentuk iris ketupat).

Nama Gareng diambil dari tokoh pewayangan sebagai lambang kebijakan. Tokoh ini dipandang dapat lihat dunia dari beberapa jenis arah serta mengakhiri permasalahan tanpa ada berat samping.

Sedang, mlinjon ialah lambang dari pertama kehidupan. Mlinjon adalah deskripsi dari celah-celah di tebing yang terpapas oleh ombak. Motif parang terdiri tiga berdasar ukurannya, yaitu parang klethik, parang gendreh, serta parang barong yang umumnya cuma digunakan untuk baju raja.

Dalam motif itu terdapat keinginan supaya manusia dapat seteguh batu karang serta bisa memberi dan membuat sumber kehidupan untuk beberapa orang di sekitarnya. Tetapi, maknanya terakhir berubah jadi keinginan supaya orang mempunyai jiwa kesatria.

4. Motif Lereng
Sekilas motif lereng tidak ubahnya motif parang. Yang memperbedakan di antara parang serta lereng ialah mlinjon. Pada motif lereng, mlinjon tidak diketemukan. Sesaat pada motif parang, mlinjon faktor penting yang perlu ada.

Lereng ialah gambar dari gelombang yang disebut lambang dari gelombang dinamika kehidupan. Keinginan yang terdapat dalam motif ini ialah sang pengguna bisa melalui dinamika kehidupan secara baik serta tanpa ada permasalahan yang bermakna.

Salah satunya motif lereng yang terkenal ialah lereng kusumo. Umumnya digunakan oleh anak lelaki yang masuk waktu akil balig. Kain itu diberi dengan keinginan supaya sang anak dapat serta siap hadapi kehidupan, berani mengambil langkah, serta cepat dalam hadapi masalahnya di masa datang.

5. Motif Semen
Motif semen banyak dikatakan sebagai penggambaran yang semakin luas dari gunungan yang ada di wayang atau penggambaran dari kehidupan dari muka bumi. Motif semen mempunyai narasi yang penuh arti serta filosofi, satu keinginan akan kebaikan yang belum pernah putus, tetap tumbuh, serta bertumbuh.

Motif semen mempunyai banyak ornament yang sebagai wakil kehidupan di dunia. Contohnya, ornament sulur-suluran, dedaunan, serta ceplokan hewan sebagai wakil kehidupan di darat; atau motif naga, ular, ikan, serta katak yang sebagai wakil kehidupan di air; dan motif seperti burung, awan, serta kupu-kupu yang sebagai wakil kehidupan di udara.

Banyak narasi dari motif semen. Diantaranya semen gurdo atau semen garuda yang melambangkan kekuasaan. Arti serta keinginan yang terdapat didalamnya ialah sebenarnya kekuasaan tidak bermakna apa-apa tanpa suport dari rakyat.

Keinginannya, tiap pimpinan yang menggunakan kain batik dengan motif ini tetap ingat jika kekuasaan yang digenggamnya sebetulnya adalah titipan, amanah yang besar sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar